kampanye lagi, sumpek lagi

selama satu bulan ke depan, bersiap-siaplah anda sekalian dengan situasi sumpek, yang beberapa waktu ini kita tingalkan. sejak hari ini hingga H-3 PEMILU, kita akan dikelilingi oleh suasana kampanye presiden. bagi kita, sebagian besar masyarakat indonesia, kampanye selalu identik dengan pemasangan baliho, poster, bendera, dan yang hampir pasti arak-arakan kendaraan yang selalu bikin macet.
apa yang dikampanyekan sering kita tidak mengetahuinya. yang pasti semua itu dirasa mengganggu. bagi mereka, termasuk tim sukses atau tim pemenangan PEMILU, itu demi mendapatkan dukungan dan hal yang biasa dan jika tidak malah aneh.
bagi kita, mungkin anda tidak termasuk, semua itu hanya penyebab sampah dan polusi di sekitar kita. sampah bendera, sampah baliho, polusi udara knalpot, polusi suara dari knalpot dan sampah masyarakat.
ada tiga pasang calon yang memasang aribut kampanye. jika kita asumsikan tiap pasang calon memasang 10 spanduk dan 10.000 bendera tiap kecamatan di kabupaten sleman dengan masing masing berukuran 3 m2 untuk spanduk, dan 0,5 m2 untuk bendera. di kabupaten sleman terdapat 17 kecamatan, maka akan ada 170 potong spanduk dan 170.000 potong bendera. jika di tiap kabupaten/kota di DIY diasumsikan jumlahnya sama, maka akan terdapat 42,7 ha kain atribut kampanye (kalau tidak salah hitung, kalau mau hitung ulang aja hehe...). setara dengan daerah mana tu....? itu baru spanduk dan bendera, belum baliho, bambu sebagai tiangnya, dan belum lagi sampah masyarakat baru. untuk sampah masyarakat silakan renungkan sendiri mengapa hal tersebut bisa terjadi.
jadi, itu baru sisi mudzarat saja, untuk manfaat melihat bagaimana efek jangka panjang yang dijanjikan akankah terlaksana.
"lebih cepat lebih baik", "lanjutkan", atau "ekonomi kerakyatan" silakan pertimbangkan selama sebulan kedepan.