Jangan Hilangkan Tabayyun

Tabayyun atau yang lebih kita kenal dengan klarifikasi, sepertinya sudah mulai hilang dari kehidupan kita. bagaimana tidak, kita setiap mendapatkan berita mudah sekali kita terpengaruh padahal kita belum mengetahui mengenai kebenaran berita tersebut. akibatnya, jangan heran jika di mana-mana terjadi pertikaian, peperangan, penganiayaan, dan pe-an lainnya hanya karena salah faham dan salah sasaran.

hilangnya budaya tabayyun atau klarifikasi di masyarakat, didukung pula pemberitaan yang tidak berimbang. pemberitaan ini bisa berbentuk media massa bisa juga pihak personal yang lebih cenderung menggosip atau ghibah. jika pun berita itu benar, si pembuat berita banyak yang memberitakan tidak berimbang.

misalnya, ada sebuah media massa yang memberitakan bahwa akan terjadi pembongkaran masjid, apakah kita melakukan klarifikasi atau kita langsung melakukan protes? kita wajib melarang jika memang pembongkaran itu berkaitan dengan akan diganti dengan bangunan perbelanjaan. tapi bagaimana jadinya jika kita telah melakukan protes bahkan terjadi pertumpahan darah padahal kita belum melakukan klarifikasi dan ternyata pembongkaran itu dilakukan karena akan dilakukan renovasi terhadap masjid tersebut? bukankah darah yang tertumpah menjadi sia-sia?

jika Anda berfikiran bahwa tabayyun itu budaya arab karena menggunakan bahasa arab jadi tidak sesuai dengan budaya Indonesia, terlalu naif. mari kita ingat sejenak apa yang telah terjadi di Indoesia beberapa abad silam. ingan penjajahan belanda? apa yang dilakukan agar bisa terus bertahan di Indonesia? devide et impera, politik adu domba. belanda mengatakan kejelekan A kepada B dan mengatakan kejelekan B kepada A, akhirnya A dan B berperang, belanda hanya melihat sambil tertawa lantang. apakah kita ingin kejadian tersebut berulang? tidak bukan? 

Bangsa ini adalah bangsa yang beradab. bangsa yang beradab adalah bangsa yang saling menghormati satu sama lain.