Blackberry Obama dan Instagram Bu Ani Yudhoyono

Perbincangan tetang instagram Bu Ani Yudhoyono memang sedang menghangat. bukan bermaksud ikut-ikutan tapi saya ingin melihat dari sisi yang lain. jujur saya sampai sekarang belum pernah melihat seperti apa instagram Bu Ani. katanya (katanya lho ya) instagram lebih populer digunakan pada smartphone, padahal ponsel saya bukan jenis ponsel pintar. yang sedikit merisaukan saya adalah mengapa Bu Ani dengan bebasnya menggunakan smartphone.


mari kita sedikit mundur ke tahun 2009 dan melompat ke seberang lautan di negeri Uncle Sam. kala itu Obama yang merupakan kulit hitam, berhasil menajdi presiden. ia berhasil menjadi presiden tidak terlepas dari kepopulerannya di dunia cyber. berkat kemenangannya, blackberry semakin terkenal karena memang BB menjadi "samurai"nya. dan berkat kemenangannya, facebook menajdi populer. mungkin jika ia tidak menjadi presiden atau ia tidak menggunakan facebook, penetrasi facebook tidak seperti sekarang.


tapi, setelah ia terpilih jadi presiden, protokol kenegaraan di negaranya (setahu saya) mewajibkan untuk "melucuti" Obama dari segala macam alat komunikasi, tidak terkecuali blackberry dan facebook. padahal sebelum ia menjadi presiden, ia tidak bisa lepas dari senjatanya itu. tapi mau-tidak mau ia harus melepaskannya karena pertimbangan keamanan dan mencegah bocornya rahasia negara ke luar.


saya sebenarnya bukan Amerika centris, tapi apa salahnya kita belajar sedikit dari negara itu. kita ingat beberapa waktu yang lalu kita disibukkan dengan berita mengenai penyadapan yang dilakukan oleh Australia. smartphone Pak SBY dan Bu Ani merupakan dua dari sekian yang disadap. apakah di protokoler negara kita tidak ada "penyitaan" alat komunikasi seperti di White House?


setelah berita tentang Indonesia-Australia padam, kini dihangatkan oleh pernyataan-pernyataan "pedas" Bu Ani mengomentari pernyataan dari masyarakat di instagram. mungkin benar sikap Obama ketika melarang putrinya "bermain" facebook, meski ia tenar karena facebook, agar kehidupan privasinya dapat terjaga. ketika sedikit-sedikit Bu Ani sensitif dengan followernya, maka secara sadar maupun tidak beliau telah "menelanjangi" diri di depan rakyatnya sendiri.


beliau sebagai wanita nomor satu di negeri ini, penggunaan smartphone beserta aplikasinya saya rasa perlu diatur. sesuatu yang sederhana jika telah berada di tangan orang penting tidak bisa lagi kita lihat sebagai suatu hal yang sederhana. misal Bu Ani yang suka fotografi meng-upload foto yang kita anggap sederhana ke instagram, tapi bisa jadi itu tidak sederhana bagi negara lain. bisa dianggap pelecehan, ancaman, atau peluang untuk menyerang.


seperti yang kemarin terjadi perselisihan antara Bu Ani dan followernya di Instagram, itu menunjukkan pada dunia bahwa kita sebagai negara memiliki kelemahan yaitu tidak sinerginya antara rakyat dan pemimpin. bisa jadi itu peluang bagi negara lain untuk semakin memecah belah kita. ada banyak peluang bagi penjahat untuk melakukan kejahatan. seperti pesan bang napi, kejahatan bukan hanya karena niat pelaku tapi juga ada kesempatan, waspadalah waspadalah. dan instagram serta smartphone Bu Ani bisa jadi kesempatan atau dapat dimanfaatkan oleh penjahat.


mulutmu harimaumu, statusmu pun harimaumu. setiap ucapan kita, baik tertulis maupun terucap, bisa menjadi harimau bagi kita. harimau itu bisa menerkam kita bisa juga menerkam orang lain. tergantung kita bagaimana merawat harimau itu agar tidak menerkam orang yang salah.