Jogja Memang Mahal, Logonya pun Mahal

kalangan netizen yogyakarta sedang dibuat heboh dengan adanya logo baru guna rebranding jogja. bukan saja logo yang berupa tulisan yang katanya cenderung terbaca "togua" daripada "jogja", tetapi juga biaya yang dikeluarkan tidak sedikit yaitu 1.5 miliar rupiah berasal dari dana keistimewaan.

mengutip dari the-marketeers.com, Hermawan Kartajasa mengungkapkan bahwa tiga karakter yang ingin ditonjolkan dari rebranding Jogja tersebut, yakni kreativitas (creativity), budaya (culture), dan peradaban (civilization). berbeda dengan logo lama dengan warna hijaunya, logo baru tetap ber-background putih tetapi warnanya berubah menjadi merah dan emas. mengenai arti dari masing-masing bentuk logo bisa dibaca di the-marketeers.com.



[caption id="attachment_2042" align="aligncenter" width="300"]logo_rebranding_jogja logo_rebranding_jogja[/caption]
di dunia usaha ada banyak hal berkaitan dengan logo. ada yang murah dan ada pula yang mahal. misal twitter mendapatkan logo dari situs berbagi gambar/icon dengan harga yang murah. tetapi banyak pula logo perusahaan yang hadir harus dengan merogoh kocek yang dalam. coba deh sesekali bertanya ke perusahaan pembuatan logo, berapa harga yang harus dibayar untuk membuat sebuah logo yang bagus.

sekali lagi ini adalah logo rebranding jogja, bukan logo atau lambang daerah. logo branding ada karena tuntutan harus "menjual" apa yang jogja miliki kepada pasar atau masyarakat luar. logo bukan sekedar karya seni murni yang hanya berdasar keindahan dan "selera" seniman. tetapi juga mempertimbangkan pasar.

pernah saya membaca tulisan di blog Pak Fathul Wahid mengenai mana tulisan yang benar antara Jogjakarta, Yogyakarta, Jogyakarta, atau Djokja. kata jogja diambil juga atas dasar branding menjual jogja. tetapi bukan berarti nagari ngayogyakarta hadiningrat dan daerah istimewa yogyakarta berganti nama.

sudahlah, akhiri saja su'udzan di antara kita. su'udzan bukan karakter jogja. biaya promosi memang mahal. iklan sabun mandi saja untuk tampil di televisi perlu biaya besar sedangkan sabunnya hanya dibeli dengan harga lima ribu perak. apalagi ini menjual sistem yang lebih besar tentu saja biaya promosi juga besar.

kita berdoa dan ikut berusaha agar biaya rebranding tidak menguap begitu saja tetapi juga bermanfaat baik materi maupun non-materi kepada yogyakarta dan Indonesia. dan mari kita membaca logo yang sudah ada dengan kata Jogja bukan Togua. :)