Muda Foya-Foya, Tua Kaya Raya, Mati Masuk Surga (part 2)

[caption id="" align="aligncenter" width="464"]A SELF REFLECTION (lomba tengok‐tengok blog sendiri berhadiah) A SELF REFLECTION (lomba tengok‐tengok blog sendiri berhadiah)[/caption]
hampir setahun yang lalu saya membuat postingan dengan judul yang sama "Muda foya-foya, tua kaya raya, mati masuk surga". judul tersebut juga saya gunakan sebagai tagline blog ini. mungkin jika anda membaca postingan tersebut bahasanya agak aneh karena memang awalnya postingan tersebut bukan saya post di blog ini melainkan di blogdetik dan saya ikut sertakan dalam Liga Blogger Indonesia 2014. karena satu dan lain hal, saya export ke blog ini, tetapi hasilnya justru jadi acak-acakan.

mungkin perlu diulas secara sekilas, maksud foya-foya di sini bukan foya-foya yang sifatnya negatif. foya-foya negatif itu maksudnya uang yang kita dapat baik dari hasil kerja atau hasil diberi, kita belanjakan pada hal-hal yang tidak bermanfaat semisal minuman keras atau bahkan oplosan, mobil mewah yang hanya untuk pamer, ponsel mahal nan mewah tapi hanya untuk browsing hal yang gitu-gituan, dan lain sebagainya. usia pun bisa difoya-foya semisal hanya untuk dugem, nongkrong kesana-kemari, dan lain-lain. jika itu yang dilakukan, masih mungkin ketika tua menjadi kaya, meski lebih berpotensi untuk miskin. mati pun akan sulit untuk ke neraka kecuali memang mau dan mampu taubat nasuha.

tetapi foya-foya yang saya maksud adalah harta yang kita peroleh kita belanjakan kepada hal-hal yang bermanfaat bagi orang lain, tentu saja pada porsi yang tepat. misal kita punya alokasi anggaran untuk disedekahkan ke masjid, membantu orang-orang yang berkesusahan, dan lain sebagainya. usia pun dimanfaatkan untuk mencari ilmu dan/atau nafkah yang halal. jika tidak bisa bersedekah dengan uang, bisa dengan fisik misal ikut dalam penyelenggaraan pengajian. jika semua itu dilakukan dengan ikhlas, insya Allah masa tua nanti akan kaya, jika pun tidak kaya harta bisa kaya hati, kaya saudara, dan kaya pahala. insya Allah surga pun akan dibukakan untuk kita.

apakah saya sudah melakukannya dengan baik? sulit untuk menjawabnya atau lebih tepatnya belum. setahun ini saya lebih banyak hidup secara stagnan, ada beberapa hal yang mendekati negatif meski ada yang sudah saya lakukan meski belum istiqamah. tapi setidaknya ada beberapa hal yang sudah saya lakukan dan saya niatkan untuk "berfoya-foya" agar di hari kelak saya bisa menuainya.

khusus untuk "foya-foya" fisik, saya dalam setahun ini tidak seaktif tahun-tahun sebelumnya. ada beberapa hal yang membuat saya terhambat dalam membantu saudara-saudara saya dalam penyelenggaraan acara yang positif. sering saya hanya bisa merenung dan ingin rasanya ikut serta dalam kegiatan mereka tapi apa daya, kondisinya lain daripada dahulu. tetapi semoga Allah menilai "hambatan" ini sebagai bentuk ibadah dan semoga tercatat sebagai pemberat timbangan amal.

tua kaya raya dan mati masuk surga? saya belum merasakannya. saya hanya bisa berdoa agar saat ini saya masih belum tua dan belum akan kembali. agar saya masih bisa berfoya-foya membelanjakan segala yang saya punya baik harta, usia, tenaga agar saya bisa menuainya di akhirat kelak.

mari kita bersama-sama mengucap aamiin. kata Pak Kiai, ketika kita mendoakan orang lain, insya Allah akan memberikan manfaat pula pada diri kita.