Stop Membuang Makanan

Ini tulisan sebenarnya tertujukan kepada pribadi saya sendiri. tetapi jika memang ada manfaatnya bagi Anda yang membaca, alhamdulillah. pernahkah kita menyia-nyiakan makanan? pernahkah kita mengambil seporsi makanan tetapi tidak kita habiskan dan ujung-ujungnya kita buang? padahal di suatu tempat entah di mana, masih ada bahkan banyak orang yang kesusahan dalam mendapatkan makanan bahkan sebagian dari mereka mengalami kelaparan. Stop membuang makanan karena itu adalah rejeki yang dihadirkan Tuhan kepada kita.
Stop membuang makanan


Teringat akan pesan dari Aa Gym, sebenarnya kita yang mendekati rejeki atau rejeki yang mendatangi kita? bayangkan bagaimana jauhnya perjalanan nasi hingga ada di hadapan kita. dari padi yang entah ada di mana pak tani menanamnya, mengalami masa tanam, masa panen, masuk ke lumbung, masuk ke pasar, hingga nantinya bisa dimasak dan ada di meja makan kita. itu baru nasi, masih ada lauk, sayuran, buah, dan lain-lain. mereka mengalami perjalanan yang panjang. tapi sejauh mana kita mensyukurinya?

Ketika kita membuang makanan, sebenarnya kita sudah menyia-nyiakan rejeki yang telah datang pada kita. bagi kita yang makan di rumah mungkin sebagian dari kita ada yang sudah menyadari bahwa membuang makanan adalah hal yang tabu. kata orang tua terdahulu, kalau membuang makanan dan dimakan ayam, nanti ayamnya bisa mati. sebenarnya inti dari pesan itu bukan pada ayamnya melainkan pada nasi yang dibuang.

Ketika kita makan di warung, mungkin kita "terpaksa" manghabiskan karena habis atau tidak tetap saja kita membayarnya. rasanya rugi jika tidak habis. setidaknya rasa sayang kepada uang yang digunakan untuk membayar nasi setidaknya bisa mengendalikan diri agar tidak membuang makanan. lumayan daripada tidak sama sekali.

Tetapi ada satu peristiwa yang banyak dari kita membuang makanan dan tidak ada yang mengingatkan. Yaitu ketika kita menghadiri pesta. ketika kita berada di resepsi pernikahan, banyak dari kita terbawa nafsu untuk mencicipi semua makanan. akhirnya semua diambil dalam jumlah yang banyak tetapi tidak dihabiskan, ditinggal begitu saja di bawah kursi lalu kita beranjak mengambil menu yang lain, begitu seterusnya. kita mau menegur pun rasanya segan karena suasananya pesta dan masing-masing dari kita menganggap semua "bebas" melakukan apa pun. padahal pernikahan adalah peristiwa sakral yang terkait bukan hanya urusan dunia tetapi urusan pula dengan agama, urusan dengan Tuhan, urusan dengan janji suci, tetapi kita sebagai tamu yang membuang makanan telah menodai kesakralan itu.

Kita telah meyakini bahwa ketika kita mensyukuri nikmat-Nya maka Dia akan menambah nikmat kepada kita. dan ketika kita mengkufuri nikmat-Nya, maka adzab-Nya sangat pedih. jika di negeri ini saat ini sedang "susah pangan" kita harus introspeksi diri apakah kita sudah mensyukuri nikmat yang hadir pada kita. stop membuang makanan, kita ingat pesan Aa Gym tentang 3M, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, mulai dari sekarang. ketika diri kita sudah bisa melakukan, kita tularkan kepada keluarga kita. dan nantinya saling menularkan kepada orang-orang terdekat di luar keluarga. Stop membuang makanan, ketika kita mau menghormati dan mensyukuri nikmat berupa makanan, semoga rejeki yang hadir kepada kita barakah. :)