Keputusan Menggunakan Disqus

Keputusan Menggunakan Disqus
Beberapa hari lalu saya membaca alasan salah satu blogger mengapa menggunakan disqus. Disqus, sebuah tool kolom komentar di luar bentuk default yang telah disediakan oleh platform blog. Banyak situs yang telah menggunakannya, semisal machinami.biz yang dahulu pernah saya review pun menggunakan tool ini.

Migrasi dari wordpress ke blogspot bukan sebuah hal yang sederhana. Dari proses export-import yang tidak mudah dan menguras energi, sistem komentar pun tidak sama. Kalau dulu di wordpress.com saya selalu mendapatkan notifikasi jika komentar saya di blog sesama wordpress dibalas, tidak demikian di blogspot. Kita berkomentar lalu pergi, entah dibalas atau tidak, saya tidak tahu karena tidak ada notifikasi. Karena alasan inilah saya menggunakan disqus.

Ribet, mungkin ini yang bagi sebagian orang pandang mengenai disqus. Mau komentar saja harus log in. Jika belum punya akun maka harus register dulu. Saya sebenarnya juga tidak terlalu suka dengan sistem ini. Sama halnya dengan mau berkomentar di postingan blog tapi harus menjawab pertanyaan captcha. Mereka ingin menghadang robot dengan robot, padahal saya ini manusia. Saya pun tidak terlalu suka dengan kolom komentar bawaan google+. Akhirnya, dengan segala pertimbangan, saya memilih disqus.

Setelah saya selesai menginstal disqus di blog, saya baru ingat bahwa saya akan ikut liga blogger Indonesia musim ke lima. Di musim-musim lalu, mendapat komentar sebanyak-banyaknya dari sesama peserta adalah kewajiban agar mendapatkan poin. Tentu dengan keputusan saya memasang disqus justru merugikan saya sendiri. Tapi sudahlah tak mengapa. Belajar dari Kang Didno yang tetap bertahan dengan plaform blogdetik-nya, padahal beliau tahu bahwa berkomentar di sana juga susah, beliau tetap setia. Memang efeknya beliau juga terlempar dari klasemen. Saya telah memutuskan demikian, target saya di liga juga tidak muluk-muluk, maka nasi sudah menjadi bubur tinggal bagaimana kita menambahkan suwiran ayam dan kerupuk di atasnya. :)

Saya tahu, dengan saya memasang disqus di blog, resikonya adalah postingan saya sepi komentar. Saya hanya berharap kesepian ini tidak berlama-lama. Tetap ngeblog, tetap blogwalking, bagi yang telah berkunjung di blog saya dan memilih jadi silent reader karena ketidaknyamanan dalam berkomentar, saya memaklumi. :)