Berorganisasi atau Tidak, Ini Skill yang Harus Dimiliki Mahasiswa

Masa perkuliahan di banyak perguruan tinggi telah berjalan kurang lebih dua atau tiga bulan. Biasanya dalam awal masa perkuliahan ini banyak mahasiswa baru ditawari masuk ke organisasi-organisasi mahasiswa. Banyak propaganda mengapa mahasiswa harus berorganisasi dan tidak hanya berkutat dengan urusan kuliah dalam kelas dan urusan nilai. Tetapi di sisi sebagian mahasiswa baru didukung oleh sudut pandang orang-orang sekitarnya (termasuk orang tua) berpandangan untuk apa berorganisasi bukankah tujuan mereka adalah kuliah bukan lainnya, takutnya berorganisasi mengganggu kuliah dan ujung-ujungnya kuliah jadi lama. Keduanya punya dalil, jadi mana yang benar terserah masing-masing.



Kuliah, setidaknya sekarang, orientasinya adalah untuk mendapatkan pekerjaan. Baik yang mendukung untuk hidup dan menghidupkan organisasi mahasiswa maupun yang tidak, sama-sama memiliki dalil terkait dengan orientasi pekerjaan. Mereka yang pro organisasi mahasiswa berpendapat bahwa organisasi akan mendukung kehidupan ketika bekerja nanti. Di pihak yang berpendapat tidak perlu ikut organisasi juga mengatakan bahwa nilai itu penting, softskill bisa dicari di luar (bukan organisasi mahasiswa) atau menyesuaikan ketika nanti sudah diterima kerja. Silakan, keduanya sah-sah saja.

 Skill yang harus dimiliki mahasiswa


Sebenarnya, apa sih skill yang harus dimiliki oleh lulusan perguruan tinggi ketika masuk dunia kerja? Jangan-jangan selama ini kita mengatakan ini itu terkait dengan skill hanya dari sudut pandang sendiri. Padahal kita harus tahu dari sumber yang valid yaitu sisi perusahaan. Di tabel, tergambar jelas mana saja skill yang harus dimiliki lulusan ketika terjun ke dunia kerja. Tabel itu adalah 10 skill yang harus dimiliki sebagaimana yang disampaikan University of Missouri–St. Louis terkait Skill Gaps.


Banyak "pemuja" organisasi yang mengatakan bahwa ikut organisasi untuk membangkitkan jiwa kepemimpinan dan team work yang mana sangat penting di dunia kerja. Tidak salah dan memang benar. Tetapi itu hanya satu atau dua dari sekian kemampuan yang harus dimiliki. Jika kita lihat data tahun 2012 (saya belum menemukan data yang lebih baru lagi), tiga teratas terkait skill yang harus dimiliki lulusan adalah terkait komunikasi yaitu berbicara, mendengarkan, dan menulis.

Di kebanyakan organisasi, sisi berbicara menjadi sangat ditekankan, tetapi dua lainnya kurang terlebih sisi mendengarkan. Sedangkan dari mereka yang tidak banyak aktif di organisasi, menulis adalah hal yang lebih mereka kuasai daripada berbicara, dan lagi-lagi mendengarkan tidak terlalu diperhatikan. Di sini jelas, bahwa berorganiasasi dan kuliah sama-sama mendukung.

Dalam pendidikan kepemimpinan (entah di organisasi maupun bukan), berbicara menjadi primadona. Ada sesekali pelatihan menulis agar dapat menulis dengan baik. Tetapi, sisi mendengarkan tidak banyak tersentuh. Banyak pemimpin di organisasi lebih menekankan agar anak buahnya mendengarkan apa yang dikatakan pemimpin agar tujuan organisasi berjalan baik. Tetapi mereka tidak banyak mendokumentasikan apa yang akan dan telah dikerjakan secara tertulis. Kebanyakan dokumentasi adalah berupa gambar atau foto.

Tetapi apakah mereka, para pemimpin, mau mendengarkan keluh kesah anggotanya? Mereka kebanyakan akan mengatakan bahwa jangan sampai urusan pribadi mengganggu urusan organisasi. Apakah itu menyelesaikan masalah? Belum tentu karena masalah pribadi dapat juga terselesaikan jika ada dukungan dari orang lain. Ketika pemimpin mau ikut menyelesaikan masalah pribadi anggotanya (tentu di luar ranah organisasi), secara tidak langsung mendukung kesuksesan organisasinya. Menyelesaikan masalah dapat dimulai dengan mendengarkan apa masalah mereka.

Mendengarkan tidak sama dengan sekedar mendengar dan itu tidak mudah. Menulis pun demikian, bagi yang tidak terbiasa menulis, tulisan satu paragraf saja terasa berat. Berbicara pun sama saja, orang yang tidak terbiasa berbicara di depan publik lalu dipaksa, bisa pingsan mendadak. Skill lain pun harus dimiliki mahasiswa baik melalui organisasi atau bukan semisal leadership, team work, skala prioritas, manajemen waktu, berpikir kritis, pemecahan masalah, dan lain sebaginya.

Bagi Anda yang mendukung bahwa mahasiswa harus ikut organisasi tidak perlu menghujat mereka yang tidak mau ikut berorganisasi, begitu pula sebaliknya. Karena setiap orang memiliki alasan masing-masing. Dan terkait skill, mari kita lihat dari sisi perusahaan karena berbicara asumsi bahwa ini dan itu yang penting, hanya akan kembali menjadi asumsi. Apapun yang dikerjakan oleh mahasiswa, selama itu bukan maksiat semoga dimudahkan dan diberi keberkahan. :)