Masalah Terbuka, Jangan Takut Salah

Hidup tidak selalu bicara hitam dan putih. Hidup tidak hanya berbicara matematis laiknya 1+1=2, dimana orang yang menjawab bukan dua bisa disalahkan. Hidup tidak seperti "kampret vs cebong" dimana ketika kampret mengatakan sesuatu, si cebong pasti menyalahkan begitu pula sebaliknya. Dunia ini memang sempit tapi bisa kita perluas dengan pikiran kita. Jika pikiran kita justru lebih sempit, untuk apa kita hidup di dunia?

Masalah Terbuka, Jangan Takut Salah

Setiap masalah tidak selamanya berupa masalah tertutup dimana jawabannya pasti X, jika bukan X pasti salah. Akan tetapi lebih banyak kasus berupa masalah terbuka, dimana kita bebas bereksplorasi untuk menjawabnya. Ini bukan tentang area abu-abu, tetapi tentang area yang berwarna-warni. Kita berhak untuk mewarnainya dengan warna yang sesuai dengan kemauan, keinginan, dan keahlian kita.

Terjebak Mental Block


Kita terlalu lama terjebak dengan pikiran "jika saya jawab/lakukan ini pasti akan begini". Padahal untuk banyak hal, kejadian yang akan terjadi belum tentu akan seperti yang kita pikirkan. Bisa jadi yang kita pikirkan itu tidak pernah terpikirkan oleh orang lain sehingga menjadi sesuatu yang luar biasa. Kita terlalu lama takut untuk berekpresi, ketakutan akan suara dunia luar atas apa yang sebenarnya belum kita lakukan.

Kita sebenarnya banyak kalahnya dengan anak-anak. Ketika kita bertemu dengan orang lain, terlebih orang asing kita ragu dan takut untuk menyenggol dan menegur. Berbeda dengan anak-anak, ketika ada anak dari jawa bertemu dengan anak dari eropa, lumrahnya yang satu tidak bisa bahasa jawa dan yang satu tidak bisa bahasa inggris, tapi mereka bisa dengan mudah berbaur. Mereka bisa menggunakan bahasa mereka sendiri, yang terkadang tidak kita pahami sebagai orang dewasa.

Ketika anak-anak disodorkan sebuah gambar hitam putih untuk diwarnai, mereka bisa saja menggambar langit warnanya kuning, daun berwarna biru atau merah, tanah berwarna biru, dan lain sebagainya. Atau kalau kita yang disuruh mewarnai, kita pasti pasti pasti akan mewarnai sesuai realitas, daun berwarna hijau, tanah berwarna merah, langit berwarna biru.  Kita bisa saja men-judge kalau yang dilakukan anak-anak itu salah. Apakah mereka memang salah? Belum tentu, sebab mereka hanya mengekspresikan apa yang menjadi keinginan mereka. Kalau pun mereka salah, mereka tidak takut untuk berekspresi. Justru bisa jadi kita yang salah karena kita terlalu terpenjara pada kebiasaan.

Berpikir out of the box


Sekarang sedang ngetren istilah "berpikir out of the box". Padahal kita telah melakukannya pada saat kita kecil dulu, tetapi seiring bertambahnya usia, kita terpenjara dalam kotak dan kotak itu semakin hari semakin mengecil hingga kita kita tidak tahu harus berpikir apa karena itu yang dihadirkan oleh isi kotak. Mungkin kita akan berpikir kalau apa yang disampaikan dalam guyonan Cak Lontong itu terlalu konyol. Padahal apa yang disampaikannya adalah bentuk dan memicu berpikir out of the box.

Ada kalanya masalah itu berupa tertutup sehingga jawabannya berupa jawaban pasti. Tapi ada kalanya masalah itu berupa masalah terbuka, dimana kita bebas untuk berekspresi untuk menjawabnya. Bisa jadi kita salah atau disalahkan, tetapi jangan sampai itu menghalangi kita untuk berproses membiasa berpikir out of the box. 😊