Inovasi, Keterampilan Memecahkan Masalah

Kita hidup tidak bisa lepas dari masalah. Setiap masalah harus dipecahkan agar tidak "meletus" karena bertumpukan dengan masalah-masalah yang lain. Start up yang kini sedang ngetren, khususnya startup digital hadir karena adanya masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Mereka hadir bukan dengan cara-cara yang biasa melainkan dengan cara yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya oleh orang-orang kebanyakan. Ojek dan taksi online hadir bukan dari perusahaan transportasi melainkan dari perusahaan digital. Mungkin waktu itu orang-orang berpikiran bagaimana memindahkan orang lewat digital? Memangnya orang-orang mau dikirim via bluetooth atau wifi? Penumpangnya didownload dong.

Inovasi, Keterampilan Memecahkan Masalah

Masalah dan penyelesaian yang ada di era sekarang sebenarnya tidak jauh berbeda dengan masalah dan penyelesaian yang ada di masa lampau. Itu yang menjadi konsep dari TRIZ (ga usah saya tulis kepanjangannya, syusyah) atau dalam bahasa Inggris adalah TIPS (Theory of Inventive Problem Solving).

Konsep yang dihadirkan oleh TRIZ/TIPS adalah menggunakan pola pemecahan masalah yang ada di masa lampau. Altshuller sebagai founder TRIZ adalah seorang pekerja yang mempelajari tentang paten. Dia meneliti bahwa dari 200.000 paten yang diteliti ternyata saling memiliki kesamaan. Dari 200.000 dia mengerucutkan menjadi 40.000 kesamaan dan dikerucutkan lagi menjadi 40 kesamaan sebagaimana yang ngetren sekarang. Dengan bermodalkan "senjata" berupa 40 pola pemecahan masalah ini, kita bisa memecahkan masalah yang ada sekarang. Salah satu contoh adalah boneka Rusia, matryoshka doll. Dengan bentuk yang sama di kasus berbeda, kita bisa melihat bagaimana antene radio, box makanan, sendok sayur, kado, dan lain sebagainya dibuat. Itu baru satu, masih ada 39 yang lainnya.

Istilah "berpikir out of the box" memang sedang ngetren. 40 pola/pattern/inventive principles ini membantu kita ke arah sana. Ini mengingat prinsip-prinsip tersebut telah terbukti pada banyak kasus. Sepertinya sederhana, hanya mengaplikasikan 40 prinsip, tetapi perusahaan kelas dunia pun menggunakannya. Dan perusahaan-perusahaan ini pun ada yang didaulat sebagai perusahaan terinovatif di dunia.

Inovasi, Keterampilan Memecahkan Masalah

Jika kita ingin menjadi orang yang inovatif, kita bisa berangkat dari sini. Memecahkan masalah adalah sebuah keterampilan. Keterampilan akan lebih mudah jika kita sudah memiliki modal, bukannya memulai dari benar-benar nol.

Inovasi pun tidak harus pada benda yang besar atau mahal. Rekan kuliah saya, kemarin tesisnya adalah membuat canting membatik untuk difable yang tidak memiliki tangan. Kalau dilihat dari hasilnya, sepertinya benda yang sederhana. Tetapi manfaat yang dirasakan oleh difable itu ternyata luar biasa. Dan dia dalam memecahkan masalah adalah dengan metode ini.

Apakah metode ini hanya berlaku untuk desain produk saja? Tentu saja tidak, dunia bisnis dan manajemen, industri makanan, kimia, medis, dan lain sebagainya pun telah mengimplementasikannya. Dalam perkembangannya, kini sudah banyak dikenal TRIZ for children, TRIZ for teaching and parenting, dan banyak lagi lainnya. Di luar sana, TRIZ sedang disandingkan dengan Industry 4.0 karena TRIZ dirasa mampu memecahkan masalah serta menjadi alat forecasting teknologi di masa mendatang.

Mengutip pesan dari salah seorang trainer motivasi, "Tantangan terbesar seekor burung adalah angin, tetapi burung tidak bisa hidup tanpa angin. Tantangan terbesar seekor ikan adalah air, tetapi ikan tidak bisa hidup tanpa air. Tantangan terbesar manusia adalah masalah, tetapi manusia tidak bisa hidup tanpa masalah. Inovasi adalah bagaimana keterampilan kita memecahkan masalah.

Kapan-kapan kita sambung lagi bagaimana TRIZ bekerja, ini hanya awal banget tentang sejarah TRIZ.

*) Materi ini saya sampaikan pada acara Technotalk Unisi Radio, 9 Agustus 2018.