Back to the Djadoel

seolah jenuh dengan perkembangan yang ada sekarang, kini produk-produk masa lalu pun diangkat kembali. lagu-lagu nostalgia, lagu-lagu anak, gambar atau video ketika masa kecil kembali dikoleksi oleh masyarakat. sebut saja lagu-lagu betharia sonata dengan hati yang luka-nya, roma irama, broery marantika dengan jangan ada dusta di antara kita, bill & brod dengan singkong dan keju atau lagu-lagu nike ardila yang tak pernah mati kembali semarak di televisi atau kembali di recycle oleh penyanyi baru. atau lagu-lagu serial laga cina seperti pendekar pemanah rajawali, kera sakti, pedang pembunuh naga juga kembali banyak dikoleksi. di facebook-pun lirik lagu-lagu itu sering dijadikan status. lagu-lagu anak dan OST serial anak juga kembali dicari oleh masyarakat. coba saja googling, banyak sekali link yang menampilkan lagu-lagu itu. semua itu adalah bukti bahwa masyarakat Indonesia merindukan masa lalu yang hilang.




masyarakat yang merindukan kesan djaman doeloe (jaman dulu=jadul) mengekspresikannya dengan banyak hal. ada yang kembali mencari album baik asli maupun bajakan dari lagu yang pernah ada. atau yang agak ekstrim dengan mencari piringan hitam atau kaset dari album lagu. ada pula artis yang membuat lagu dengan tema retro agar terkesan jadul. ada pula yang mengumpulkan video-video serial anak seperti sailormoon, power ranger, baja hitam RX, atau yang sejenisnya di youtube. atau ada yang rela mencari hingga keliling dunia lebay demi mendapatkannya lalu di share di forum semisal kaskus. keprihatinan akan hilangnya lagu anak di dunia musik mengakibatkan banyaknya yang mencari di internet akan lagu-lagu yang jadul. sebut saja lagu-lagu trio kwek kwek, sherina ketika kecil, susan dan ria enes, dan masih banyak lagi. sayangnya belum ada media yang mengapresiasi keinginan masyarakat ini.

pernah terfikir, TVRI adalah sebuah televisi yang bisa dikatakan hidup segan mati tak mau. mau mengejar ketertinggalan dengan tv swasta tapi ibarat motogp, TVRI ini sudah over lap. TVRI terkesan sebagai tv yang jadul dan tidak bisa mengikuti perkembangan zaman. nah, mengapa TVRI tidak memperlihatkan keunggulan dalam hal ke-jadul-annya? sebuah kelemahan yang dijadikan kekuatan. banyak tayangan dan pesan masyarakat yang pernah ada tapi sekarang dirindukan masyarakat. mengapa hal-hal seperti itu tidak ditampilkan kembali untuk mengobati kerinduan masyarakat? jika sampai kerinduan masyarakat akan tayangan TVRI di masa lalu tidak dapat diapresiasi, bisa jadi malah diambil oleh tv swasta, akhirnya menyesallah TVRI.

sekarang bukan hanya semboyan back to nature yang berkembang, tapi back to the djadoel pun semakin ramai.