YKS, Kreatifitas yang Antiklimaks

YKS atau Yuk Keep Smile, salah satu tayangan hiburan di salah satu tv swasta, setahu saya (karena saya juga kurang mengikutinya) adalah kelanjutan dari YKS atau Yuk Kita Sahur yang tayang selama bulan ramadhan [CMIIW]. akhir-akhir ini menjadi sorotan karena tidak mendidik. saya tidak akan membahas mengenai materi acaranya karena saya tidak paham dan tidak pernah mengikuti. hanya saja, saya merasa YKS dibangun dengan cara yang kreatif tapi sayangnya kreatifitasnya sudah mature dan mati.

ketika dibangun, saya merasa acara ini memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh acara lain. interaksi antara performer dan audience menjadi nilai lebihnya. biasanya penonton hanya sebagai penonton yang semata-mata menonton apa yang ditampilkan oleh pengisi acara. paling-paling interaksi adalah performer memperkenalkan siapa dan/atau dari mana penonton berasal atau penonton menyampaikan pertanyaan kepada performer. tapi di sini, audience "dipaksa" bergerak sesuai dengan intruksi dari performer dan mereka diberi kebebasan untuk berkreatifitas.

bahkan di YKS para penonton dapat beradu kreatifitas dengan penonton lainnya. saya tidak tahu masih berlaku atau tidak, setahu saya beberapa bulan yang lalu para penonton dinilai kreatifitasnya dalam bergerak dan berpakaian. siapa yang memiliki gerak atau kostum teratraktif maka akan menjadi pemenang.

kreatifitas dari tim kreatif dalam menciptakan acara ini beserta semua atributnya patut diacungi jempol. bahkan beberapa acara di stasiun tv lain pun ikut-ikutan membuat atau menyisipkan acara gerak massal sebagaimana yang ada di YKS. dan meski tidak bisa seheboh YKS tapi mereka bisa mengurai kebosanan acara.

sayangnya kratifitas yang heboh tersebut seolah tidak bisa dikembangkan lagi. ibaratnya kita memasak air, ketika mendidih maka suhunya tidak akan bertambah. jika kita paksa memasaknya lebih lama maka yang ada bukan menambah panas tetapi justru menguap. dalam product life cycle, YKS ini telah mengalami masa mature dan sebentar lagi mengalami masa decline atau kematian. agar tidak mati, maka perlu adanya pengembangan yang membutuhkan kreatifitas lagi. sayangnya kita tidak melihat penyelamatan tersebut.

saya melihat YKS mengalami kebosanan. dari sisi acara yang ada masih sama dengan yang ada ketika acara itu lahir. meski disisipi dengan lagu baru sayangnya lagunya terlalu kontroversi. host-nya serta guyonan sarkastis mereka juga masih tidak berbeda dengan acara di tv lain.

semoga tim kreatif bisa menampilkan kreatifitas seperti ketika melahirkan YKS dulu. dan semoga mereka juga mempertimbangkan kontinuitas acaranya agar tidak mengalami kebosanan seperti sekarang. dan jangan sampai lupa pesan KH Zainudin MZ bahwa masyarakat tidak hanya butuh tontonan tapi juga butuh tuntunan. :)