Ulang Tahun dan Perpisahan

Perayaan ulang tahun, seumur hidup saya baru sekali merasakannya. Memang sejak dulu saya tidak pernah merayakan ulang tahun dan tidak pernah menspesialkan hari ulang tahun. bagi saya ulang tahun adalah hari dimana saya meyakini bahwa saya semakin tua. ~ Tarik nafas, hembuskan, tenangkan hati. Ok, rasanya mau nangis ketika mau menulis kisah ini. Dasar baper :) ~


Di bulan Maret 2016 yang lalu untuk pertama kalinya saya meniup lilin kue ulang tahun. Itu pun karena "dipaksa" oleh teman-teman kerja saya. Dan perayaan itu adalah kado perpisahan dengan mereka. Ya, karena per 1 April 2016 saya resign dari tempat bekerja saya di Sukoharjo dan saya harus pulang ke Jogja.

Pagi-pagi saya berangkat ke tempat kerja seperti biasa dan tidak ada yang spesial. Dan memang saya harap di hari itu berjalan seperti biasa. Sesampai di lokasi kerja, teman yang kursi kerjanya di sebelah saya, memberikan amplop sembari berkata "Pak, ada surat". Awalnya saya kira itu dalah surat izin dari karyawan yang tidak masuk kerja. Setelah saya buka, ternyata ucapan darinya. Saya hanya bisa mengucapkan terima kasih. :)


ultah2

Setelah itu biasa lah, beberapa rekan dan partner kerja menyalami dan ucapan pun berdatangan. Kehidupan berjalan normal seperti biasanya hingga jam pulang tiba. Memang ada beberapa keganjilan tetapi mungkin saya yang tidak peka jadi saya tidak merasa curiga. Keanehan yang tidak saya sadari adalah, ketika teman yang cukup dekat dengan saya biasanya menghabiskan waktu istirahat di kantin, tetapi tiba-tiba dia pergi. Katanya ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Tetapi ketika saya lewat meja kerjanya, dia tidak ada di tempat. Di mana dia dan mengerjakan apa? Apakah ada hubungannya dengan pekerjaan saya?

Akhirnya pada jam pulang, diumumkan untuk para staf produksi untuk meeting di meja kabag. Di sana sudah ada kue ulang tahun dengan nama saya. Ternyata teman saya mempersiapkannya sewaktu jam istirahat tadi. Ucapan ulang tahun dan doa-doa terus mengalir dari teman-teman staf produksi. Di saat itulah saya merasa sebentar lagi saya akan meninggalkan tempat itu dan mereka membuat saya merasa berat untuk pergi. Tapi bagaimana pun saya harus pergi. Tinggal seminggu saya ada di tempat itu dan doa-doa mereka adalah kado indah untuk kepergian saya. Meski hanya delapan bulan saya di sana, tetapi banyak hal yang sudah mereka berikan kepada saya. Saya sudah memberi apa? Mungkin bukan apa-apa.



ultah1

Lilin saya tiup dan dilanjutkan foto bersama. Berhubung sebagian besar dari mereka harus pergi kondangan, kue masih utuh dan saya bawa pulang. Berhubung saya di kos hanya sendirian, maka saya bawa ke kos teman saya yang tadinya membelikan kue itu.

Jam 9 malam saya ke kos dia tanpa ada perasaan apa pun. Kue kita potong bersama, sebagian kita makan dan sebagian lagi dibagikan ke penghuni kos. Ngobrol kesana kemari. Menjelang jam 11 saya pulang. Ternyata mereka sudah menyiapkan jebakan untuk saya. Sebenarnya sebelumnya ada kode-kode dari mereka tetapi saya yang tidak peka. Krim dari kue mereka sisihkan yang katanya dibuang ternyata masih disimpan. Bersama dengan tepung terigu, telur, dan air, krim itu seketika telah belepotan di tubuh saya. Suatu hal yang mungkin biasa bagi yang sering merayakan ulang tahun. Tetapi ini adalah pertama kali bagi saya dan ini adalah hari-hari terakhir saya di sana, saya justru menikmatinya. Beruntung sudah hampir tengah malam sehinga jalanan sepi dan tidak ada yang curiga dengan penampilan saya. :D
ultah3
Ada pertemuan ada pula perpisahan. Hubungan kerja boleh saja putus tetapi hubungan silaturahim harus selalu terjaga. Umur kita memang tidak ada yang tahu sampai kapan. Jika kita tahun bahwa esok pagi kita akan mati, kita akan melakukan hal-hal yang terbaik selama hidup kita. Namun, karena kita tidak mengetahui kapan kita akan mati, kita harus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu hidup kita berakhir.  :)



banner-blog-competition