Blog Kami Bukan Blog Provokasi

Beberapa waktu ini situs-situs provokasi sedang marak terjadi. Terlebih setelah mencuatnya kasus calon gubernur incumbent yang terkena kasus penistaan agama. Blog atau situs yang provokatif pun bermunculan. Meski pada akhirnya ketahuan siapa pemiliknya dan tujuannya hanya mengejar monetize.

Blog atau situs-situs ini muncul tidak lagi berdomain blogspot tetapi sudah menggunakan TLD semisal dot com, dot org, dot net, dan sebagainya. Hal ini mengingat memang membeli domain adalah hal yang sangat mudah. Dengan bermodal $10, sudah bisa membeli dot com. Cukup dengan menggunakan blog dari blogspot lalu di-custom domain. Isinya tinggal copas sana-sini, atau dikarang, atau menggunakan spin artikel, jadi deh.

Blog Kami Bukan Blog Provokasi

Domain TLD juga sedang digemari oleh kalangan bloger. Menjamurnya blog-blog provokasi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi bloger. Perjuangan menjadi bloger yang berintegritas, bertanggung jawab, mempertaruhkan nama pribadi, bisa hancur karena mereka. Pandangan masyarakat terhadap dot com bisa kembali ke beberapa tahun lalu dimana dot com dianggap sebagai situs abal-abal.

Sebenarnya ada ciri-ciri yang khas dari mereka blog-blog yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kontennya. Pertama tentang domain, mereka biasanya membeli di penyedia luar negeri. Mengapa? agar tidak mudah dilacak. Jika kita atau mereka membeli di penyedia layanan dalam negeri, meski whois diproteksi, masih bisa dilacak lewat transaksi dengan perusahaan penyedia layanan tersebut. Berbeda dengan ketika mereka membeli domain di luar, selain bisa memproteksi whois, sangat susah bagi pemerintah untuk "mengobrak-abrik" data transaksi di layanan semacam godaddy. Itulah mengapa akun provokasi tidak pernah menggunakan domain dot id yang mana ketika registrasi harus mencantumkan copy KTP.

Menjadi bloger adalah belajar menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kita harus mempertanggungjawabkan setiap tulisan ataupun konten non tulisan yang kita publikasikan di blog. Selain kita "takut" berurusan dengan hukum positif, kita juga bertanggung jawab menyediakan konten positif bagi pembaca. Entah kita membeli domain apa dan di mana, tetapi kekuatan kita sebagai bloger adalah konten. Karena kita adalah bloger dan blog kita bukannya blog provokasi. :)