Indonesia Darurat Job Seeker

Sambil menunggu teman yang sedang muter-muter memasukkan lamaran ke booth jobfair, mendingan update blog. Indonesia darurat job seeker, kurang lebih demikianlah yang terjadi. Dan sedihnya, saya salah satu orang yang ikut memadati acara job fair. Tetapi saya ke jobfair buat cuci mata. 
Setiap ada acara job fair baik yang diadakan oleh kampus maupun dinas tenaga kerja, selalu saja ramai oleh pengunjung. Dan kebanyakan dari mereka adalah sarjana, sama seperti saya. Bahkan ketika jobfair yang diadakan oleh ECC UGM beberapa waktu lalu, antriannya luar biasa. Padahal kuota yang disediakan oleh perusahaan tidak sebanyak itu. Dan bukan rahasia lagi kalau job fair yang diadakan oleh universitas sekelas UGM selalu penuh oleh pengunjung. Job fair adalah agenda yang tidak boleh terlewatkan sedikit pun.
Sebegitu daruratkah kasus pengangguran ini? Saya malah sempat terfikir, bagaimana jika perusahaan-perusahaan ini selain menyediakan lowongan kerja, juga menyediakan kerja sama usaha. Jadi perusahaan bukan hanya mencari karyawan tapi juga memberdayakan jadi bos. Atau di sela-sela booth lowongan kerja ada booth peluang usaha. Kan keren tuh, kita-kita tidak hanya dibuat bermimpi jadj manajer tapi juga jadi CEO.
Dan belum pernah saya menemui (bukan berarti belum ada lho) ada stand di antara mereka adalah milik pemerintah daerah yang isinya "lowongan" membangun daerah. Jadi para mantan mahasiswa yang jadi job seeker diajak pulang kampung dan membangun daerah masing-masing. Karena memang di sana lah para mantan mahasiswa ini dibutuhkan.
Istilah mencetak wirausahawan memang harus berhadapan langsung dengan mencetak karyawan. Dan semua kembali ke job seeker itu sendiri, mau jadi karyawan atau jadi bos. Dan jika pun harus jadi karyawan, mentalnya pun akan beda jika jadi bos.
Satu hal yang disayangkan ketika ke job fair, mengapa banyak dari mereka yang masih suka nyampah. Brosur-brosur lowongan kerja bertebaran dan berserakan. Mental yang harus diubah oleh para job seeker. Masa sudah mau jadi kaum profesional masih suka nyampah. Jika perusahaan jeli, calon karyawan yang demikian tentu akan dinilai sangat buruk dan jika terlanjur direkrut, bisa merugikan perusahaan.
Mencari kerja memang suatu tantangan tersendiri. Dan selain kualifikasi yang ditentukan oleh perusahaan yang ketat, persaingan antar job seeker juga besar. Indonesia sedang darurat job seeker, saatnya kita mencari karyawan. 
NB: Mengetik di smartphone buat update blog memang kurang nyaman. Sepertinya saya perlu keyboard external. Langsung beli habis ini 