Yucko Shoes, Sepatu Casual Lokal Indonesia

Beberapa hari kemarin, saya sedang mencari-cari sepatu casual lokal, barangkali ada yang cocok mau beli. Sempat terpikir hendak beli di sentra kerajinan kulit Manding, Bantul. Tetapi sampai sekarang belum sempat juga untuk ke sana. Sempat pikir-pikir mau sepatu kulit, sneakers, ataukah flat shoes.


Yucko, Sepatu Casual Lokal Indonesia


Belakangan saya memang sedang concern pada produk lokal khususnya UKM. Saya pernah membeli sepatu lokal pria di Manding, kualitasnya memang bagus. Saya pernah beli produk lokal Brodo, karena waktu itu saya dapat voucher belanja, produknya pun bagus banget. Beberapa produk batik saya asli batik, bukan sekadar printing, ada kesan tersendiri memakainya. Kali ini, saya ingin sepatu yang agak casual tetapi produk lokal, akhirnya cari-cari deh di google. Coba-coba cari di marketplace, tetapi belum ada yang cocok baik dari bentuk/style, brand, maupun harga.
Ada beberapa kandidiat untuk sepatu casual lokal, salah satunya Yucko shoes. Brand lokal yang memproduksi sepatu flat shoes nan casual. Cari-cari bagaimana cara ordernya, saya tanya di nomor Whatapp dan cek instagramnya @yuckoshoes Kok kebetulan Mbak Yuni, sang pemilik brand sedang mengikuti pameran di Pendopo Royal Ambarukmo, langsung cuss deh.

Sambil pilih-pilih sepatu yang kira-kira cocok, ngobrol sedikit tentang produk Yucko. Kenapa namanya Yucko? Yuni-Komari, gabungan nama sepasang suami istri sang pemilik brand. Dimulai sejak tahun 2011, dengan bermodal lima juta rupiah mereka memulai usaha. Awalnya mereka memulai usaha sepatu di Klaten, tetapi karena harus merawat orang tua, mereka pindah ke Wonogiri.


Yucko shoes dikerjakan hand made


Berlokasi di dekat objek wisata waduk Gajah Mungkur, mereka mengerjakan produksi. Dalam sebulan Yucko dapat memproduksi delapan puluh hingga seratus pasang sepatu. Dikerjakan oleh lima orang karyawan yang merupakan warga sekitar. Mereka memproduksi sepatu Yucko berdasar made by order, sehingga mereka tidak memiliki cukup stok di workshop. Tidak pula saya menemukannya di toko-toko sebelah rumah. Siapa yang mengorder? Adalah mereka para reseller yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Bahkan jaringan reseller sudah sampai ke negeri jiran Malaysia. Sangking banyaknya reseller yang mengorder Yucko shoes, Mbak Yuni sampai tidak tahu berapa jumlah pastinya ketika ditanya seketika.

Tanya-tanya melulu, jadi beli tidak? Awalnya saya ingin cari yang warna agak gelap semisal navy. Tetapi kok ternyata yang navy sedang tidak ada stok, yang gelap tinggal hitam. Sempat tertarik dengan alternatif lain yaitu camoca. Eh, jadinya malah kepincut sama kombinasi tan dengan hitam. Itu lho, gambar paling atas, hehe...

Mbak Yuni berani mengklaim kalau produknya ini memiliki outsole yang benar-benar elastis dan tidak mudah patah. Dua hari sejak membeli, saya langsung mencobanya untuk jalan-jalan. Mungkin ini pertama kali saya memakai flat shoes yang benar-benar flat. Rasanya ringan, tidak capek, dan serasa bare foot. Saya pernah beli sepatu secara online, agak kecewa karena outsole-nya licin di lantai. Tetapi Yucko tidak, justru "menggigit" dengan lantai sehingga tidak licin atau selip. Benar saja, outsole-nya terasa elastis mengikuti pergerakan kaki. Benar-benar serasa barefoot.

Ketika tulisan ini rilis, Yucko sedang mempersiapkan produk untuk ukuran anak. Sehingga jika ada pelanggan yang menginginkan couple plus anak, bisa terlayani. Mengingat selama ini banyak pesanan couple tetapi belum mencakup size anak. Dan pada saat ini juga, Yucko sedang dalam proses pendaftaran hak paten, proses sudah hampir selesai. Semoga proses dapat berjalan dengan lancar dan nantinya Yucko yang beredar benar-benar Yucko yang asli dengan kualitas yang original.


Yucko, Sepatu Casual Lokal Indonesia
Foto bersama Mbak Yuni, pemilik brand Yucko shoes

 

Sepatu lokal tidak kalah kualitasnya dengan produk impor. 


Ya, produk lokal  tidak kalah kualitas jika disandingkan dengan produk impor. Bahkan, produk sepatu casual lokal semisal Yucko dan brand lokal lainnya bisa ekspor. Secara harga, sudah sepantasnya jika memang sebagian orang menyebutnya mahal, meski terkait harga memang relatif. Bagaimana tidak, Yucko dikerjakan secara handmade. Tidak ada teknologi yang lebih canggih selain organ tubuh manusia itu sendiri. Tetapi, untuk Yucko shoes sendiri menurut saya termasuk brand sepatu lokal murah. Banyak produk yang harganya jauh di atas Yucko, tetapi kualitas bisa diadu.

 
Salah satu tantangan dari produk lokal adalah, mereka harus bersaing dengan produk KW entah itu brand impor maupun brand lokal. Ada produk flat shoes lokal, harga produk ori-nya ratusan ribu rupiah. Tetapi ketika kita melihat di pasar tradisional atau toko, banyak beredar produk KW-nya empat puluh ribuan. Sungguh menyedihkan, produk lokal yang seharusnya kita dukung justru kita curi dan dijual dengan harga yang terlalu sadis. Semoga tidak terjadi pada Yucko shoes.

Yakin nanti mau beli mobil nasional? Beli sepatu aja KW-9 brand impor kok, hehe...