Produk Lokal Kualitas Global

Jalan-jalan ke pameran UKM adalah sebuah mood booster tersendiri buat saya. Entah belanja atau tidak, setidaknya bisa menjadi sesuatu yang bisa me-refresh jiwa. Bisa berkomunikasi dengan para pelaku UKM dan melihat-lihat produk-produk kreatif tentu ada energi tersendiri. Apalagi kalau produk kreatifnya adalah produk kuliner, bisa nyicip dong, hehe...

produk lokal kualitas global banana coffee
Banana coffee

Bertepatan dengan libur Imlek, ada info dari sosial media @plutjogja dan @diskopukm.diy kalau di alun-alun Sewandanan Pura Pakualaman ada sekitar lima puluhan stand UKM eksibisi di sana. Wah cocok nih, meluncur dong yah. Sebenarnya pameran diselenggarakan tanggal 24-25 Januari 2015, tapi saya baru tahu di tanggal 25 siang. Acara di panggung utama juga sudah tidak ada. Tapi masih ramai.

Cukup menarik karena bukan hanya dimonopoli satu jenis usaha tetapi ada beberapa jenis UKM ikut meramaikan. UKM kuliner, fashion semisal batik, jumputan, dan lurik, handycraft, dan lain sebagainya.

Meski produk lainnya semisal batik dan lurik cukup menggugah untuk ditulis, tapi sepertinya saya jarang-jarang me-review produk UMK kuliner. Jadinya, maaf saja, kali ini yang saya tampilkan adalah produk kuliner. Produk-produk ini memang lokal tapi memiliki sisi global, minimal di sisi kemasan dan produksi.

Sambal Ji-Pong. 


Sebagai penyuka sambal, meski belum bisa disebut penggila sambal, saya tertarik dengan usaha ini. Sambal ini menurut saya packaging-nya bagus. Sebotol sambal dengan ukuran yang sedang dan tidak terlalu besar. Ada kan ya, produk sambal tapi pakai botol atau kaleng seukuran kaleng sarden. Sambal-sambal yang pernah ada di pasaran, biasanya kalau sudah dibuka harus habis dalam beberapa hari. Wah, masa sambal sebotol besar harus segera habis dalam hitungan hari, kan ya bosen dengan pedasnya.
produk lokal kualitas global sambal ji-pong


Berbeda dengan sambal Ji-Pong ini, kata Koh Stanley Budiyanto Tandi bisa bertahan satu tahun sejak dibuka. Mengapa? Karena memasaknya benar-benar sampai matang dan itu membutuhkan waktu dua jam. Bisa dibayangkan memasak sambal selama dua jam. Dan pula, sambal ini tidak memakai bahan pengawet kimia. Jadinya keawetan murni karena kematangan sambal itu sendiri.

Beliau juga memberi tips agar sambal bisa awet.
  1. kalau makan sambal, jangan cocol makanan ke dalam botol sambalnya
  2. pastikan sendok yang digunakan adalah sendok yang bersih yang baru diambil dari rak 
  3. sendok belum digunakan untuk menyendok makanan lain
produk lokal kualitas global sambal ji-pong
Sambal Ji-Pong, hijau spesial sambal kecap, biru spesial sambal bawang

Saya pun beli satu, yang rasa spesial sambal bawang seharga dua puluh lima ribu rupiah. Harga yang rasional menurut saya. Setelah saya membayar, Koh Stanley menyampaikan kalau ia tidak menambah sampah plastik. Jadinya, ia tidak menyediakan kantong plastik kresek. Sebagai gantinya, ia menyediakan paper bag putih. Wah keren...

Teh Premium Siji


Sebagai teh premium, kemasannya pun premium. Dengan kaleng silinder ukuran yang sedang dan desain yang ciamik sisi ke-premium-an memang terlihat. Berbeda dengan teh yang biasa ada di pasar, yang biasanya diproduksi dari batang teh, teh premium Siji (Ig: @teh_siji) diproduksi dari daun teh. Jadinya, cukup sedikit saja teh yang diseduh dengan air panas, sudah cukup.

produk lokal kualitas global teh premium sidji
Teh premium siji bersanding camilam mallika, pemiliknya suami-istri

Kalau teh biasa, jika kemasan sudah dibuka dan tidak segera dikonsumsi, seringnya jadi apek. Tetapi karena kemasan ini dengan kaleng silinde ukuran sedang dan di dalamnya terdapat plastik zip, keawetan teh ini bisa terjaga. Teh seduhan pun bisa bertahan dua hari.

Ada dua varian rasa yaitu green tea dan red tea. Untuk red tea, bisa berkhasiat menurunkan kolesterol. Wah, jadi ingat kalau kolesterol saya memang tinggi.

Satu kaleng teh premium siji dibanderol dengan Rp 35.000,- Kalau di salah satu pusat perbelanjaan idola mahasiswa Jogja, harganya sudah Rp 40.000,-

Teh premium Siji diusahakan oleh Edy Santoso S.Sn. Karena memang seorang sarjana seni, saya pikir wajar kalau kemasannya memang bagus. Sang istri pun memajang produk miliknya di sebelah kaleng-kaleng teh premium Sidji dengan camilan makaroni Mallika (Ig: @makaroni.mallika).

Banana Coffee


Ini kopi atau pisang? Ternyata pisang yang dibuat menjadi menyerupai kopi. Pisang dikeringkan kemudian dihaluskan. Secara sekilas memang menyerupai kopi. 

Dengan kemasan berwarna kuning sebagaimana khasnya warna pisang, cukup menarik perhatian. Satu kemasan berharga Rp 25.000,- Satu kemasan pounch aluminium foil bisa dibuat menjadi empat cup. Caranya sama dengan menikmati kopi, cukup diseduh dengan air panas.

Kopi pisang atau banana coffee ini memiliki banyak khasiat. Eh, leaflet yang tertulis khasiatnya di mana ya? Yah, ketinggalan di lokasi, gara-gara tadi diajak selfie sama mbaknya, hadeuh...

Setelah berkeliling lihat-lihat, ngobrol, nyicip kering kentang, eggroll, sambal, eh bresss hujan turun. Sambil menunggu hujan reda dan menunggu waktu asar, ya bisanya cuma berteduh.

Sehabis shalat asar, alhamdulillah bisa lihat prosesi ganti dwaja atau pergantian prajurit jaga di Kadipaten Pakualaman. Bregada plangkir yang selama selapan (35 hari) yang lalu berjaga, digantikan oleh bregada lombok abang selama selapan ke depan. Sebagai orang Jogja, saya cuma bisa bilang, "Oh begini toh prosesi pergantian prajurit kraton". Orang jogja malah belum pernah tahu, hehe.

upacara ganti dwaja kadipaten pakualaman
Bonus, lihat upacara ganti dwaja kadipaten pakualaman

Di jogja, baik hanya liburan atau menetap, banyak sisi kehidupan yang bisa diselami. Memang sih, siapa pun yang pernah ke Jogja, akan selalu rindu kembali ke jogja, hehe.