Kota Solo Menghadirkan Wisata Kreatif

Berbicara tentang Jawa Tengah, Solo merupakan salah satunya. Ketika ada seseorang yang mengatakan wisata gunung atau wisata pantai di Solo, mungkin terdengar aneh. Padahal hal demikian sangat mungkin mengingat Solo Raya membentang dari Klaten Hingga Wonogiri dan kalau ke utara ke Karanganyar. Tetapi kalau kita mengatakan Kota Solo secara sempit, memang merujuk pada Kota Surakarta. Lalu di Solo (Surakarta) kita bisa berwisata dimana?

Sebenarnya banyak. Museum, kebun binatang, mall, dan masih banyak lagi. Tetapi, jika hanya mengandalkan itu, Solo akan kalah dengan Semarang atau Jogja. Setidaknya demikian yang disampaikan pada acara Diskusi Perhumas Solo setahun silam. Saya bukan orang humas, tetapi kesempatan bagi saya sebagai blogger untuk belajar di sana.

Kota Solo Menghadirkan Wisata Kreatif
Acara Perhumas Solo

Ada hal lain yang bisa dikejar oleh Solo, yaitu sebagai kota kreatif. Tantangannya memang harus bersaing dengan Jogja dan Bandung, tetapi perlahan tapi pasti bisa dilakukan. Menjadi Kreatif bukanlah branding atau pencitraan tetapi keharusan yang tak bisa dihindari. Pengembangan ekonomi kreatif merupakan isu global yang tak terhindarkan, hal ini juga merupakan komitmen pemerintah RI.

Solo dengan Solopolah-nya menggalang aksi nyata mendorong keberanian dan kegairahan berekspresi sebagai awal munculnya kreatifitas yang lebih luas. Hasilnya, banyak kegiatan yang bisa kita nikmati dalam rangka kehidupan yang kreatif. Sebagai contoh, acara Suara Deling. Sebuah even yang menampilkan pagelaran musik yang bersumber dari bambu. Bambu sebagai tanaman yang seperti itu ketika tersentuh oleh tangan-tangan kreatif bisa menghasilkan pagelaran musik yang luar biasa.

Kota Solo Menghadirkan Wisata Kreatif
Suara Deling

Itu hanya satu contoh. Masih banyak acara yang bisa menjadi alternatif wisata di Kota Solo terkait dengan dunia kreatif. Contoh lain, Festival Jenang Solo. Di sini dibagikan ribuan jenang gratis dari berbagai jenis jenang kepada masyarakat. Menyenangkan bukan, jalan-jalan, berkumpul dengan masyarakat, dan bisa merasakan berbagai macam jenang. Contoh lain lagi Solo 24 Jam menari, di sini ditampilkan tari yang dilakukan 24 jam di jalan utama Solo. Solo Batik Carnival, juga menjadi salah satu alternatif hiburan yang ada di Solo. Karnaval yang menampilkan kostum-kostum berbasis batik selalu dihadirkan setiap tahun. Dan di 2016 ini sudah memasuki tahun ke-9. Dan masih banyak lagi even yang ada di Kota Solo.

Jika kita mempelajari teori tentang wisata, kita tidak akan menemukan adanya wisata kreatif. Biasanya kita hanya tahu tentang wisata alam, wisata minat khusus, wisata pendidikan, dan lain-lain. Tetapi, kehidupan kreatif adalah sebuah keniscayaan. Setiap kota memiliki kreativitas masing-masing dan Solo pun demikian. Solo adalah salah satu pilihan tepat jika ingin melihat bagaimana kreativitas dibalut dalam even.

Berwisata di Jawa Tengah dengan basis perkotaan bukan hanya di Semarang. Solo pun memilikinya. Dan karena Solo sering dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan Semarang, Solo memiliki caranya sendiri dalam menghadirkan potensi wisata, yaitu dengan wisata kreatif. Tujuan akhir selain memperkenalkan dan mensejahterakan Solo, di sini juga mensukseskan Jateng Gayeng, hingga nantinya di level yang lebih tinggi bisa ikut berkontribusi pada Pesona Indonesia. :)

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengan @VisitJawaTengah