Diskusi bukan Debat Capres

Diskusi bukan Debat Capres

Masa kampanye capres-cawapres dijadwalkan akan ada lima kali debat, antara lain debat capres-cawapres, debat capres, dan debat cawapres. setali tiga uang dengan pemilu, pilkada hingga pilkades pun hampir pasti diadakan debat kandidat. setiap mendengar kata "debat" saya selalu ingat dengan joke dari sahabat saya, "Kenapa kita suka debat, bukankah lebih baik bermusyawarah". pernyataan tersebut sederhana dan disampaikan dengan cengengesan, tapi lama kelamaan saya merasa benar juga apa yang dia sampaikan.

sebenarnya kalimat yang disampaikan dengan cengengesan tersebut ia lontarkan ketika melihat pengumuman tentang lomba debat mahasiswa. saya tidak mau men-judge Anda yang berstatus sebagai peserta lomba debat karena memang saya tidak bisa berdebat. bagi Anda kontingen lomba debat, saya hanya bisa berharap semoga Anda bisa menampilkan yang terbaik. hehehe :D

debat biasanya tidak menghasilkan solusi. coba lihat di debat capres-cawapres, calon satu mengatakan solusi yang demikian, sedangkan calon lainnya mengatakan hal yang berlainan. kadang solusi yang disampaikan hampir sama tapi tidak jarang pula solusi yang mereka tampilkan bertolak belakang. debat biasanya ada yang pro dan ada pula yang kontra dengan suatu kasus. pro dan kontra sengaja dikonfrontasi dalam debat dan memang tidak ada skenario agar keduanya tidak bisa bersatu.

Indonesia ini sudah banyak masalah. dan seyogyanya jangan ditambah lagi dengan masalah baru. konfrontasi berarti menambah masalah bukan? mereka yang maju menjadi calon adalah bukan orang yang biasa. mereka adalah orang-orang terpilih. mereka diharapkan bisa menampilkan solusi untuk bangsa. ketika pemikiran orang-orang terpilih ini disatukan dalam sebuah musyawarah, bukankah lebih baik kedepannya? musyawarah atau FGD (forum group discussion) sering dilakukan di masyarakat. tetapi mengapa tidak dilakukan di tingkat atas?

jika bermusyawarah bagaimana kita memilih mana yang baik? bagi Anda yang bekerja di bagian HRD mungkin lebih paham. diskusi, musyawarah, ataupun FGD dituntut untuk menampilkan solusi atas kasus yang ada. tetapi di sisi lain masing-masing calon harus menampilkan sisi pribadi masing-masing. berdiskusi atau FGD, akan terlihat mana yang suka menyuruh, mana yang suka ikut-ikutan, mana yang suka berpositif, dan lain sebagainya.

di sini pun emosi mereka pun perlu diatur agar tidak terlewat batas. di sini mereka dituntut untuk bersikap proporsional tidak menyerang pihak lain karena yang di hadapan mereka adalah sesama pembuat solusi. dan menyerang, menghujat, menjatuhkan justru menjatuhkan diri mereka sendiri. lebih menantang bukan? :D

semoga di hari hari berikutnya kita terbiasa untuk bermusyawarah, berdiskusi, FGD, dan sejenisnya bukannya berdebat, bergosip, menggunjing, menjatuhkan, dll. udah ah, mau nonton debat dulu. :D