Peringatan 70 Tahun Pertempuran Plataran

Jogja memiliki banyak sekali sebutan salah satunya sebagai kota perjuangan, mengingat banyaknya kejadian di masa lampau banyak terjadi pertempuran di sini. Salah satu pertempuran yang terjadi adalah di Plataran. Plataran berada di Desa Selomartani, Kalasan, Sleman. Kalau saya cek via google map, berada di 7,9 km sebelah barat laut Candi Prambanan.

Di tempat ini gugur delapan pejuang Indonesia yang terdiri atas kadet (taruna) beserta instrukturnya. Delapan orang ini adalah bagian dari Pleton Z dimana Pleton Z ini merupakan pleton yang ditempatkan di sisi utara Kalasan. Dari nama Pleton Z ini, didirikanlah suatu komunitas bernama Komunitas 24249 Pleton Z, di mana 24249 adalah bentukan dari 24 Februari 1949. Bersama Keluarga Besar Akmil dan Ikatan Keluarga Alumni Akademi Militer (IKAM), komunitas 24249 Pleton Z pada 24 Februari 2019 menyelenggarakan peringatan 70 tahun pertempuran plataran.

Sosiodrama treatrikal peringatan 70 tahun pertempuran plataran
Sosiodrama treatrikal peringatan 70 tahun pertempuran plataran
Sebagaimana disampaikan oleh Purbantara Surautama sebagai sutradara sosiodrama juga sebagai penasehat komunitas 24249 Pleton Z, pertama kali peringatan pertempuran plataran secara seremonial dilakukan di tahun 2014. Peringatan pertempuran plataran ini erat kaitannya dengan Akademi Militer mengingat memang yang menjadi korban pertempuran itu adalah para taruna MA (Militer Akademi) sebagai cikal bakal Akmil. Oleh karena itu, tema yang diambil dalam peringatan kali ini adalah "Mereka pernah di sini".

Acara dibuka dengan upacara ziarah di makam Letnan Husein di Makam Gatak yang berjarak satu kilometer dari Monumen Plataran. Beliau adalah korban kebiadaban Belanda dimana beliau dikira sebagai Letnan Komarudin. Upacara ziarah diikuti oleh anggota komunitas beserta beberapa bregodo rakyat dari wilayah Sleman. Setelah peletakan karangan bunga dan doa bersama, beberapa bregodo rakyat melakukan pawai dengan ditutup oleh drum band dari Akademi Militer. Pawai berakhir di Monumen Plataran yang dilanjutkan dengan upacara.

Peringatan 70 Tahun Pertempuran Plataran
Tamu undangan
Upacara diikuti oleh para bregodo rakyat, taruna akmil, tamu undangan baik kalangan militer maupun pemerintah, dan masyarakat umum berlangsung hikmat dan antusias meski panas matahari begitu menyengat. Gubernur Akmil, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, menyampaikan bahwa kita harus meneladani semangat perjuangan para taruna yang gugur dalam pertempuran.

Upacara disemarakkan dengan sosiodrama treatikal yang menggambarkan bagaimana pertempuran tujuh puluh tahun yang lalu itu terjadi.

Diceritakan bahwa Belanda mengejar para gerilyawan Indonesia dari kampung ke kampung. Pleton Z berbeda dengan pleton yang lain karena diisi oleh para kadet/taruna yang berasal dari luar Jogja semisal Malang. Sehingga mereka belum benar-benar kenal dengan medan yang dihadapi. Para kadet berbaur dengan warga agar mereka tidak dikenali oleh Belanda. Berbekal buku harian Kadet Abdul Jalil yang telah terbunuh sebelumnya, Belanda mengetahui markas-markas tentara Indonesia. Diceritakan dalam sosiodrama, para kadet dan warga setempat sempat meledakkan jembatan Bogem untuk mempersulit pergerakan Belanda.  Terjadilah baku tembak antara tentara Indonesia dengan Belanda. Diceritakan bahwa Tentara Indonesia terdesak ke utara padahal di sana yang ada adalah sawah padi yang sudah menguning. Jika maju, akan terlihat dari udara dan jika mundur, di belakang tentara Belanda sudah mengejar. Di pertempuran itu, gugur delapan kadet dan instruktur. 

Bregodo Soka Waneng Yudha salah satu peserta kirab dan upacara berpose bersama Gubernur Akmil


Sosiodrama ditutup dengan mencium bendera. Air mata tak tertahankan mengalir di mata para pemain mengingatkan betapa sedihnya kita melihat perjuangan para pejuang di masa lampau. Sosiodrama diwarnai dengan ledakan-ledakan dan baku tembak dengan menggunakan senapan kosong (senapan beneran dengan peluru kosong tanpa proyektil) sehingga terasa menghentak. Upacara ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada Gubernur Akademi Militer. Wilayah Plataran ini nantinya akan menjadi salah satu objek wisata perjuangan.