Yang Bawa Siapa?

kerja, orang dalamSaya adalah orang baru di perusahaan ini. saya berusaha untuk dekat dengan sistem yang ada tidak terkecuali dengan para operator. di antara pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan para operator kepada saya selain nama, asal, dan sebagainya, ada satu hal yang juga sangat sering ditanyakan, yaitu "yang bawa siapa?" dan sejenisnya yang senada dengan itu. Dan saya bisa dengan bangga menjawab "tidak ada" atau "saya melamar sendiri".

Di zaman yang smartphone bukan barang yang terlalu eksklusif seperti ini, orang dalam masih saja menjadi sesuatu yang biasa. ironis memang. dan hal itu saya yakin bukan hanya di perusahaan saya saja melainkan masih teramat banyak perusahaan lain yang bermain seperti itu, memasukkan kerabat ke dalam sistem perusahaan atas dasar orang dalam. bagi Anda yang bekerja di suatu perusahaan apakah juga demikian?

Bagi saya, dimasukkan ke suatu sistem terlebih dalam hal pekerjaan atas dasar orang dalam, adalah suatu beban. suatu saat kita harus mengembalikan kebaikan orang tersebut. selamanya kita akan dihantui oleh kalimat-kalimat "kalau bukan karena aku kamu tidak jadi seperti ini", "apa yang sudah kamu berikan kepadaku", atau yang sejenis. jika pun tidak disampaikan secara verbal, secara gerak badan atau bahkan sorot mata akan terlihat menagih hutang kita. ketika orang tersebut terkena masalah, kita pun mau tak mau harus ikut merasakan apa yang dirasakannya. kecuali bagi kita yang memang bermuka tembok.

Beruntung saya sampai saat ini tidak terjebak dalam penjara itu, dan semoga tidak pernah. bagi saya, urusan pribadi dan urusan profesional adalah dua hal yang kadang harus dipisahkan dan kadang bisa dihubungkan. dalam hal pekerjaan kita sangat bisa bersikap kekeluargaan dan menjadikannya alat untuk menyambung silaturahim. tetapi urusan keluarga jangan sampai terbawa ke dalam sistem pekerjaan. kita harus membiasakan memilah dan memilih mana urusan keluarga dan mana urusan pekerjaan. itulah secara sederhana pengertian profesional bagi saya. :)