Shattered Glass, Tak Ada Kebohongan yang Abadi

Berbicara tentang film, banyak film yang mengispirasi, baik dari dalam maupun luar negeri. Dan perlu diakui memang, film yang sukses kebanyakan adalah film yang di dalamnya memiliki unsur pelajaran. Salah satu film yang layak ditonton, terkhusus blogger, adalah Shattered Glass. Film yang disutradarai oleh Billy Ray ini rilis tahun 2003.

Shattered Glass, Tak Ada Kebohongan yang Abadi

Ada kenangan tersendiri bagi saya dengan film ini. Saya menonton film ini di awal tahun 2007, ketika saya kuliah di semester dua. Kala itu saya mengikuti acara training menulis fiksi dan non fiksi yang diadakan oleh Lembaga Dakwah Fakultas Jamaah Al Muqtasidin FE UII. Acara yang diadakan selama dua hari, di salah satu sesinya adalan nonton bareng film Shattered Glass ini. 

Sebenarnya saya lupa lupa ingat dengan film ini, jadinya saya coba buka-buka IMBD dan wikipedia. gambar pun berasal dari wikipedia. hehe. Bagi saya, saya bingung dengan alur cerita yang ada. Bahkan sahabat saya yang juga ikut acara tersebut sempat bertanya kepada saya, "ini ceritanya bagaimana sih?". ternyata sama, dia juga bingung. hehe.

Film ini berkisah tentang seorang jurnalis bernama Stephen Glass yang meniti karir dengan suksesnya di The New Republic. Akan tetapi ia jatuh sejatuh-jatuhnya setelah ketahuan bahwa tulisan yang ia tulis sebagian adalah fiksi yang dinyatakan sebagai reportase. Terlebih ketika ia menulis tentang "Hack Heaven", dimana Glass menulis bahwa telah terjadi kopdar para hacker.

Perusahaan pesaing merasa curiga dengan berita tersebut. Sang redaktur memanggil jurnalis di perusahaannya, mengapa berita seperti itu kita tidak bisa ia peroleh. sang jurnalis berdalih bahwa ia tidak pernah mendengar sedikit pun tentang terjadinya kopdar hacker. penelusuran pun terjadi untuk menguak kebohongan The New Republic dimana Glass sebagai jurnalisnya.

Kebohongan tidak ada yang abadi. Serapi apa pun kita menyimpan bangkai pasti akan tercium juga bau busuknya. Banyak alasan kita untuk berbohong. Misalnya seperti Glass, ia berbohong agar dapat memperoleh sesuatu yang besar dan untuk memperoleh pujian. ia pun rela untuk tidak jujur agar tidak malu atas kebohongan yang telah ia lakukan.

Setiap dari kita punya aib. bisa jadi orang lain tidak ada yang tahu kesalahan dan aib yang telah kita lakukan. tetapi kita harus yakin bahwa kita terlihat bersih semata-mata karena Tuhan masih menutupi aib kita. ketika tabir penutup itu disingkap sedikit saja oleh Tuhan, maka kita tidak bisa berbuat apa pun untuk menutupinya lagi. bayangkan betapa banyak noda yang ada di diri kita. jika kesalahan itu berbau, sungguh badan kita ini telah berbau busuk. dan kita harus bersyukur bahwa Tuhan masih menutupi kebusukan itu.

Ngeblog adalah cara kita untuk belajar jujur. bisa saja kita menulis sebuah reportase padahal itu fiksi. kita tidak akan dimintai pertanggungjawaban profesional oleh perusahaan. tetapi kita punya pertanggungjawaban kepada pembaca serta kepada Tuhan. hidup sebagai blogger ibarat hidup dalam kebebasan. jadi diri kita sendiri yang harus memproteksi dari sikap yang tidak baik salah satunya berbohong.

Ketika kita bisa belajar jujur di dunia blogger yang bebas ini. Ngeblog adalah proses pembelajaran. banyak hal yang kita pelajari. selain belajar menulis, berbicara, berargumentasi, jurnalistik, juga belajar untuk jujur. Semoga di kehidupan dunia nyata kita juga menjadi terbiasa jujur. Blog adalah kontrol diri karena akan menjadi sangat naif jika kita menulis tentang A tetapi ternyata di kehidupan kita anti-A.

Shattered Glass, Tak Ada Kebohongan yang Abadi. Setiap film ada unsur intrinsik yang di sana kita belajar darinya. di film ini kita belajar bahwa kebohongan yang ditutupi serapat apa pun tetapi pasti ada celah untuk terbuka. Jadi, siapkah kita untuk hidup jujur? :)



http://evrinasp.com/2015/09/14/my-second-giveaway-what-movie-are-you/