Banyak Orang Bodoh Berkomentar di Detik.com

detikcom-logojudulnya cukup provokatif ya? biarin deh. itu hanya ungkapan yang saya berikan melihat komentar-komentar dari salah satu portal berita terbesar di Indonesia, detik.com. saya bukannya benci dengan portal tersebut, hanya saja jika sesekali menyempatkan diri melihat komentar dari berita yang ada, polusi mata yang saya rasakan. tidak semua yang berkomentar di detik.com itu bodoh tapi kebanaykan mereka adalah orang bodoh. apakah salah satunya adalah anda?


komentar tanpa didasari dengan ilmu berserakan di portal tersebut. komentar yang bagaimana? caci maki, hasutan, seisi kebun binatang pun tampil di portal tersebut. tidak seperti layaknya orang berilmu, mereka hanya menuliskan sampah. apa yang dikeluarkan oleh gelas adalah yang dimiliki gelas itu. setidaknya itu gambaran masyarakat indonesia khususnya yang selalu berkomentar sampah.

Screenshot1 Screenshot2

anonim. kebanyakan, bahkan hampir semua komentar yang ada di detik.com, disampaikan oleh anonim. karena berstatus sebagai anonim itulah mereka bebas menulis. mau mencaci pun mereka merasa tidak akan ketahuan jati dirinya. padahal jika kita tahu, tak ada anonim di dunia maya. setiap dari kita memiliki identitas minimal berupa IP address. ok, berkaitan dengan ini silakan berkonsultasi dg para sahabat yang lebih memiliki ilmu tentang ini.

sejauh yang saya tahu, ada dua topik yang selalu kebanjiran komentar sampah, PSSI atau setidaknya hal-hal yang berkaitan dengan sepak bola dalam negeri dan PKS. tidak percaya? silakan cek sendiri. atau justru anda pembuang sampah tersebut? mengapa dua topik tersebut? sepak bola, sebagai buntut adanya dualisme organisasi sepak bola dan liga, meski para petinggi di sana telah akur tapi di level akar rumput tidak ada kata damai. fanatisme yang berlebihan atas klub yang dibela pun menjadi penyebab tersebarnya sampah tersebut. bagaimana dengan PKS? jelas saja, PKS adalah isu politik yang tak pernah sepi dari cacian, dan detik.com merupakan tempat paling nyaman untuk membuang sampah.

saya pernah sesekali kepikiran ingin ikut berkomentar, tapi saya selalu ingat bahwa jika saya ikut berkomentar pun tak ada manfaatnya. jika pun saya berkomentar baik ibarat setangkai mawar di tempat sampah raksasa, tak terlihat siapa diri saya. dari pada saya termasuk dalam komunitas orang bodoh, lebih baik berkomentar dengan cara yang lebih "kelihatan pintar" salah satunya di blog ini. di sini tidak mungkin anonim, karena ini adalah rumah saya. di sini juga tidak sekedar mencaci tapi ada analisis atau opini meski singkat.

apa yang dikeluarkan oleh gelas adalah isi gelas itu. jika anda yang suka nyampah di detik.com berarti isi kepala anda adalah sampah :D


official merchancise edisipertama