Jika Ahok Mendapat Hidayah

"Tidak ada kata tidak prospek di dalam dakwah", demikian yang pernah saya dapat dalam sebuah training dulu waktu masih di LDK. tugas kita dalam berdakwah adalah menyampaikan, sedangkan hidayah sepenuhnya adalah hak prerogatif Allah. Jika Ahok mendapat hidayah, apakah kita akan dengan lancangnya mengatakan tidak mungkin?

Kami umat Islam hanya ingin menjalankan apa yang sudah disyariatkan oleh Al Quran, yaitu tidak memilih orang bukan Islam untuk menjadi pemimpin. Apakah itu salah? Karena Pak Ahok bukan orang muslim, maka kami tidak boleh memilihnya. Apakah itu termasuk dalam SARA? Ketika Pak Ahok "menistakan" agama, apakah salah jika umat Islam meminta agar hukum ditegakkan, apakah itu salah? Mengapa kemudian melebar ke bahasan makar, perpecahan, keutuhan NKRI, dan lain sebagainya?

Kelompok-kelompok pun bermunculan atau setidaknya menampakkan diri. Ada yang anti-Ahok, pro-Ahok, pro-perpecahan, dan sebagainya. Ucapan-ucapan yang sebenarnya tidak semestinya dikeluarkan dari dan kepada sesama saudara sebangsa pun muncul.

Dengan kasus yang terjadi ini, umat Islam bersatu, meski ada pula yang belum. Apakah semua ini atas kinerja satu orang atau kelompok? Terlalu sombong jika ada yang mengatakan, "karena kelompokku, umat Islam bersatu". Ingatkah kita dengan Quran surat Al Anfal 63? Meski kita membelanjakan semua harta kita, kita tidak akan mampu, karena Allah lah yang mempersatukan seluruh umat Islam.

Bagaimana jika Ahok mendapat hidayah? Kita tidak tahu kapan dan bagaimana Allah menurunkan hidayah kepada manusia, tidak terkecuali Ahok. Ingat dengan Khalifah Umar bin Khattab, yang semula memusuhi Islam, akhirnya Allah menurunkan hidayah dan ia memperjuangkan Islam hingga menjadi khalifah. Kita tidak tahu bagaimana nantinya cara Allah menurunkan hidayah. Yang kita tahu, kita menjalankan kewajiban kita dalam jalan dakwah ini.

Kita pun tidak tahu seperti apa hidayah yang mungkin diterima oleh Ahok. Apakah ia akan masuk Islam, atau apakah ia tetap di agamanya tetapi ikut memperjuangkan Islam, atau cara lain yang kita tidak tahu bentuknya. Apakah bisa, ia tidak masuk Islam tetapi ikut memperjuangkan Islam? Kita berhak menangis jika mengingat bagaimana, Abu Thalib, paman Rasulullah yang ketika sakaratul maut tetap tidak mau mengucap syahadat.

Lalu, jika nantinya Ahok mendapat hidayah, apa yang akan kita, pro-Ahok, anti-Ahok, dan kelompok-kelompok pendompleng lain lakukan? Akankan mereka pro-Ahok berbalik membenci Ahok dan tetap memusuhi Islam? Akankah mereka anti-Ahok akan merangkul Ahok atau tetap memusuhi? Atau memang banyak dari kita tujuannya bukan memperjuangkan ayat Allah tetapi justru ingin negeri dan agama ini hancur?

Ketika ikhtiar sudah ditunaikan maka tawakal adalah kewajiban kita. Kita telah menjalankan kewajiban ikhtiar kita hingga besok pagi (2 Desember 2016) dan hari-hari berikutnya. Doa kita, agar Ahok dan rakyat Indonesia diberi hidayah. Tak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Jika kita meragukannya, perlu lah kita berhenti sejenak dari aktivitas, beristighfar, dan bershahadat.

Kita memiliki rukun Iman yang sama, rukun Islam yang sama, dan rukun ihsan yang sama. Karena kita, umat Islam adalah satu. :)