Industri Batik Keraton Pekalongan

Pekalongan, tentu kita akan langsung terpikir tentang kota batik. Karena memang pekalongan adalah sentra batik. Setelah cukup lama berencana, akhirnya di pekan ketiga bulan September ini bisa silaturahim ke usaha Batik Keraton Pekalongan. Sebenarnya keinginan silaturahim ke sana sudah sangat lama tapi baru kemarin kesampaian berkunjung. Padahal jarak antara Jogja-Pekalongan tidak terlalu jauh, cuma enam jam perjalanan menggunakan travel. Kemarin maunya sih naik bus, dengan transit dulu di terminal Semarang, tapi tidak jadi. Rencananya beberapa waktu ke depan mau ke Batik Keraton lagi dan insya Allah mau naik Tayo.



Batik Keraton ini adalah usaha milik rekan saya Bu Heny Agustina beserta suami. Usaha ini dirintis oleh beliau sejak 2001 hingga sekarang dimana sebelum tahun 2001 beliau ikut mengembangkan usaha batik milik orang tuanya. Pada awalnya beliau hanya bertindak sebagai produsen batik saja tanpa memasarkan sendiri. Karena batik hasil produksi adalah pesanan dari pedagang yang nantinya dijual kembali. Pada tahun 2002 baru lah usaha beliau mengenalkan Batik Zhi Zhou sebagai merek awal produk sendiri. Dengan bantuan jaringan yang telah terbentuk baik itu teman atau relasi, Batik Zhi Zhou melakukan ekspansi pasar ke Solo, Jogja, dan daerah Banyumas. Batik Zhi Zhou pun berganti nama dengan Batik Keraton yang dirasa lebih ramah di telinga dan marketable pada konsumen. Untuk pangsa pasar dengan kelas menengah keatas digunakan merek dagang Batik Kokrosono.

Baca juga value produk Indonesia

Produksi Batik Keraton seluruhnya berupa batik yaitu sarung, bahan hem, bahan kemeja, bahan abaya, dan sebaginya. Akan tetapi, produk yang rutin diproduksi adalah sarung batik. Hal ini mengingat sejak dahulu pesanan yang rutin hadir adalah sarung batik. Eits jangan salah, bahan sarung pun sebenarnya bisa dibuat baju lho, tergantung penjahitnya bisa mengkombinasikan bagian tumpal. Hanya saja jenis kainnya memang beda antara sarung dengan bahan baju. Tapi kalau mau kain yang beneran untuk bahan baju pun ada. Bukan saja bahan sarung, pesanan untuk bahan baju pun dilayani. Sebagaimana beberapa bulan ke belakang beberapa kali beliau melayani pembuatan batik seragam dari kampus-kampus di Pekalongan.

Pembuatan batik cap
Adik-adik SMK jurusan kriya PKL di Batik Keraton

Produksi batik yang dominan adalah batik cap. Tapi jika ada pesanan khusus yang menginginkan batik tulis pun bisa dilakukan. Tentu saja dengan pengerjaan yang lebih lama dan harganya yang berselisih. Ada banyak stok canting cap yang bisa digunakan dan dikombinasikan. Bisa juga batik yang diproduksi berupa batik kombinasi yaitu batik cap dikombinasikan dengan batik tulis. Sebagaimana pesanan dari kampus dimana canting capnya khusus dengan adanya logo kampus tersemat dalam batik, bisa dinegokan bagaimana enaknya.

Batik Keraton pernah mengalami masa kejayaan dimana jumlah karyawan bisa mencapai 70an orang. Saya sempat mikir, dapur produksi yang sebesar itu dihuni 70an orang pasti rame pol. Tapi kini hanya tinggal belasan orang saja. Memang banyak hal yang butuh penyesuaian mengingat pasar semakin hari pun berubah. Beberapa pekerjaan seperti membatik dengan canting tulis atau mewarnai colet dilakukan oleh warga sekitar di rumah masing-masing. Ini dilakukan karena ibu-ibu bisa nyambi melayani suami dan merawat anak-anaknya.

Baca juga UMKM harus naik kelas dengan digital marketing

Berdasarkan literatur yang pernah saya baca, batik dapat berupa batik pedesaan yang mengandung filosofi terkait adat dan ritual dimana batik ini berkembang di sekitaran tembok keraton Jogja atau Solo. Motifnya seperti yang banyak kita kenal semisal truntum, parang, sidomukti, sekar jagad, dan macam-macam lainnya. Sedangkan di daerah pantura jawa semisal Cirebon, Lasem, Indramayu, Semarang, dan Pekalongan berkembang batik pesisiran. Motif yang berkembang banyak berupa adopsi bentuk-bentuk alam semisal bunga, dedaunan, tumbuhan, dan lain sebagainya. Batik Keraton yang terletak di Pekalongan ini juga demikian, banyak mengambil motif dedaunan dan bunga dalam produksinnya. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan memproduksi batik bermotif pedesaan karena canting cap yang berbentuk itu juga sudah serta masih siap.

Batik Keraton tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama Kerajinan Batik "Jambe Mukti". Tentu saja berdirinya kelompok usaha ini diprakarsai oleh Bu Heni dan suami dengan anggota adalah perajin batik yang berjumlah sekitar 14 usaha dan lokasinya tidak jauh dari lokasi usaha Batik Keraton. Nama jambe Mukti tentu tidak jauh dari nama desa tempat berdiri yaitu di Desa Sijambe. Sekretariat Jambe Mukti sama dengan lokasi Batik Keraton yaitu di Jl. Patimura Km 2 Desa Sijambe, Kec. Wonokerto, Kab. Pekalongan. Atau mudahnya lampu merah setelah International Batik Center Pusat Belanja dan Wisata Batik Pekalongan lalu ke utara sampai depan kantor Desa Sijambe.



Ini sekilas tentang usaha Batik Keraton. Masih banyak bahasan lain terkait Batik Keraton atau produksi batik secara lebih luas ataupun mendetail. Karena berbicara tentang batik memang tidak akan ada habisnya. Dari sisi produksi, budaya, perkembangan, inovasi, tantangan, dan lain sebagainya. Lain kali saja kita bahas lagi. Sudah saatnya kita kembali mengembangkan produk-produk lokal Indonesia.