Sambel Maiq, Si Pedas dari Lombok

Terdengar ambigu, demikian jika kita menyebut sambal dari lombok itu pedas. Pertama, siapa sih yang bisa menyangkal kalau sambal dari lombok/cabe itu pedas? Yang namanya sambal itu ya dari lombok atau cabe. Tapi, jika Lombok adalah merujuk pada nama kota, padahal Kota Lombok sendiri berarti "lurus", sambal yang asalnya dari Kota Lombok itu ternyata memang pedas. Demikian yang saya rasakan ketika mencicipi pedasnya Sambel Maiq asli Lombok. Sambal maiq bukan merk tapi memang nama sambalnya itu. Eh, tapi teman saya jualnya juga dalam nama "sambel maiq" ding...

Berbagai macam sambal dalam kemasan dipamerkan di suatu pameran UMKM
Berbagai macam sambal dalam kemasan dipamerkan di suatu pameran UMKM

Indonesia adalah surganya pencinta sambal. Sambal tomat, sambal matah, sambal bawang, sambal ijo, sambal teri, sambal roa, sambal cengek, dan lain sebagainya. Dan kesemuanya memiliki ciri yang sama, berasal dari cabe. Ya iya lah, sambal ya pasti pakai cabe, hehe. Buat saya, saya hanya suka sambal asli racikan cabe dan sama sekali tidak suka dengan sambal saus kemasan, baik itu kemasan botol besar yang ada di abang mie ayam maupun botol plastik bagus dari suatu merk terkenal.

Sambal maiq adalah sambal terasi yang sifatnya kering yang berasal dari Lombok. Katanya terasi dari Lombok beda dengan terasi dari daerah lain. Dan proses penggorengannya dilakukan dengan cara manual.


Saya sudah lama ingin mencicip sambal maiq dari lombok yang sering diceritakan oleh salah seorang teman. Tetapi baru beberapa hari ini saya bisa benar-benar menikmatinya. Saya memesan secara offline pada teman saya ini yang mana dia asli Lombok Timur dan sambal yang dijual online di instagram @sambelmaiq (Update: Saat ini sedang tidak jualan karena sibuk jadi staf pengajar). Pernah sih di suatu pameran UMKM di salah satu tempat di Jogja saya oleh penjaga stand untuk mencicip sambal. Gila aja, mencicip sambal di pameran tanpa ada makanan yang digunakan untuk mendampingi dan tidak ada minuman, parah parah parah.

Sambel Maiq, Si Pedas dari Lombok



Teman saya ini sering menceritakan bagaimana membuat sambal maiq. Bisa dibayangkan bagaimana bahan-bahan yang awalnya basah diaduk-aduk secara manual berjam-jam dengan uap panas nan pedas hingga benar-benar kering. Cabe beserta minyak panas yang sering menciprat ke tangan katanya sering terjadi. Ingin rasanya saya ke sana, melihat sendiri bagaimana perjuangan mereka membuat sambal yang nikmat ini. Buat kalian travel blogger, jika ke Lombok boleh deh berbagi pengalaman mengunjungi perajin sambal maiq bagaimana mereka mengerjakan itu semua, hehehe...

Buat saya, pedasnya sambal maiq ini memang mantap. Saya cukup menggunakan ujung sendok makan untuk bisa merasakan rasa pedas. Bentuknya kering tetapi tidak menjadi bubuk. Butir biji cabe masih terlihat jelas di sana. Sekilas saya melihatnya mirip abon. O iya, @sambelmaiq juga melayani penjualan abon papuq. Sambal maiq dan abon papuq ini produksinya di Lombok dan teman saya ini tinggalnya di Jogja.

Baca juga: Belajar marketing digital di grebeg UMKM Jogja

Belakangan memang usaha sambal kemasan semakin marak baik dalam kemasan gelas kaca maupun aluminium foil sebagaimana sambel maiq. Sambal-sambal kembali diperkenalkan ke khalayak hingga akhirnya masyarakat tahu kalau negeri ini memang memiliki banyak jenis sambal. Sambal yang awalnya hanya sebagai pelengkap makanan (tetapi harus ada) kini naik kelas menjadi sesuatu yang lebih bernilai. Karena sambal memang budaya asli Indonesia berupa makanan, jangan sampai nanti harus impor. Save produk lokal, kita punya banyak varian sambal yang tidak dimiliki oleh negara lain. Sambal saja bisa naik kelas, produk-produk yang lain harusnya juga bisa dong. Ya, inilah dengan segala sumber dayanya. Saya bangga menjadi Indonesia.